No image available for this title

CENTHINI JILID VII



Seh Amongraga di pendapa berdiskusi dan mewejang berbagai ilmu dengan keluarga mertua, Ki Bayi Panurta. Seh Amongraga dibuatkan sebuah rumah di sebelah timur rumah mertuanya, yaitu Kampung Pananggungan. Pengantin baru boyongan pindah ke rumah baru. Seh Amongraga sangan sayang kepada Niken Tambangraras, isterinya. Ia diajari ilmu lahir dan batin, syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Setelah hari keempat puluh, wejangan telah selesai, barulah sang isteri digauli.

Niken Tambangraras sangat bahagia. Namun kebahagiaan itu hanya sementara karena Amongraga bersama pengikutnya, Jamal dan Jamil, kemudian meninggalkan isterinya. Ia pergi mencari adik kandungnya, yaitu Jayengsari dan Rancangkapti. Ia meninggalkan sewaktu isterinya sedang tidur nyenyak pada sekitar pukul 03.00. Hanya surat-surat yang ditinggalkan. Niken Tambangraras sangat sedih, demikian pula ayahnya sekeluarga, Ki Bayu Panurta.

She Amongraga berjalan menjelajahi pegunungan, gunung-gunung, dan pantai di Jawa Timur. Banyak gunung dan gua yang disinggahi. Di sini ia dan kedua pengikutnya bersujud dan bersemadi.


Ketersediaan

B002612.1181.16 PAK c Jil.7-PERPUSTAKAAN FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
181.16 PAK c Jil.7-
Penerbit UGM Press : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
21 cm; 209 hal.
Bahasa
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN
979-420-595-8
Klasifikasi
181.16
Tipe Isi
Text
Tipe Media
Text
Tipe Pembawa
Visual
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this