Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan kegiatan Orasi Ilmiah Guru Besar di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta. Acara ini dihadiri oleh Dekanat, Para Guru Besar, Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta sejumlah 87 peserta. Acara ini diawali dengan dzikir dan tahlil untuk para sesepuh civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Dakwah yang terdahulu. Acara ini dipimpin oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Lukman Harahap
Di awal dengan Arahan oleh Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. H. Toto Suharto, membahas beberapa hal penting terkait akademik dan administrasi di sebuah fakultas, dengan fokus pada pengembangan profil dosen secara online yang memudahkan proses pencatatan karya ilmiah, penelitian, dan kegiatan akademik. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi penelitian antara dosen muda dan profesor, serta mengajak untuk mengembangkan akun profiling internasional yang fleksibel dan dapat diperbarui secara mandiri. Selain itu, Rektor UIN tersebut juga menyoroti kebutuhan tertib administrasi bagi dosen PNS, termasuk menyediakan kewajiban tahunan seperti SPT, SAP, dan PKD, yang merupakan bukti kontribusi dosen dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas dan transparansi akademik serta memudahkan proses pengembangan dosen karir.
Selanjutnya, Orasi ilmiah pertama disampaikan oleh Prof. H. Imam Sukardi, M.Ag membahas hubungan antara filsafat dan teologi, dengan fokus pada pemikiran filosofis tokoh-tokoh seperti al-Farabi, Aristoteles, Plato, dan Plotinus. Dia menekankan pentingnya filsafat sebagai alat untuk memahami konsep-konsep agama dan menjelaskan bahwa filsafat tidak dapat dipisahkan dari agama. Pembicara menguraikan konsep-konsep filosofis seperti idealisme, eksistensialisme, dan teori emanasi, serta hubungannya dengan konteks kepemimpinan dan negara. Dalam hal ini, negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila mencerminkan prinsip ketuhanan, di mana pemimpin memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada rakyat tetapi juga kepada Tuhan. Beliau mengajak untuk mengikuti model kepemimpinan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan mengintegrasikan filosofia ke dalam teologi dan mengacu pada tutunan Al-Quran dan Sunnah
Orasi ilmiah kedua yang disampaikan oleh Prof. Dr. Yusup Rohmadi, M.Hum 1 membahas reformulasi kebijakan pendidikan di era teknologi, mengacu pada survei yang dilakukan pada tahun 2025 terhadap lulusan S1 di Indonesia yang menunjukkan empat kelemahan utama: kemampuan membaca yang rendah, kesulitan menulis dan mengaktualisasikan pikiran, etos kerja yang kurang baik, dan kemampuan komunikasi yang buruk. Dia menekankan pentingnya analisis kebijakan pendidikan dengan lima tahapan: penyusunan, implementasi, pemantauan, evaluasi, dan analisis kebijakan. Pembicara mengkritisi implementasi kurikulum merdeka yang belum optimal dan menyarankan untuk memasukkan mata pelajaran kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum pendidikan, mengacu pada pernyataan Wakil Presiden Gibran R Raka tentang pentingnya adaptasi teknologi dalam pendidikan. Presentasi ini bertujuan mendorong reformasi pendidikan yang lebih responsif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja
Orasi ilmiah terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. H. Abdul Matin Bin Salman, Lc, M.Ag membahas tentang peran para pendahulu yang telah membantu mengembangkan potensinya dalam perkembangan karir selama di kampus UIN Raden Mas Said Surakarta. Perjalanan hadis telah mengalami masa yang panjang dimana proses periwayatannya pada awalnya lebih banyak berlangsung secara lisan dibandingkan tulisan dengan sebagai akibat dari upaya menghindari bercampurnya ayat-ayat al-Qur'an dan hadis. Selain itu, umat Islam membutuhkan tuntunan selain al-Qur'an dalam bentuk kitab-kitab hadis standar sebagaimana yang kita dapat saksikan hingga kini. Berdasarkan periodisasi yang ada, tergambar betapa besarnya perhatian para ulama hadis baik salaf maupun khalaf hingga zaman kontemporer sampai sekarang ini begitu besar dalam upaya penyebarluasan hadis serta upaya pencegahannya yang patut untuk diapresiasi dan ditindaklanjuti dengan berbagai penelitian dan pengkajian. Distorsi hadis Merujuk pada perubahan, penyimpangan, atau manipulasi terhadap teks atau makna hadis Nabi Muhammad SAW. Distorsi hadis menjadi perhatian penting dalam kajian hadis, sehingga para ulama melakukan kritik dan verifikasi untuk memastikan keaslian dan keakuratan hadis yang diterima. (Ana_FUD)
FUD GELAR SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI PROFESIONAL ANGKATAN KE-V
3 hari yang lalu - UmumJURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI FUD LAKUKAN KOORDINASI, SELARASKAN KEBIJAKAN REKTOR & DEKAN
1 pekan yang lalu - Kegiatan Terbaru