Loading...

Membuka Rangkaian Acara FUD FEST, DEMA FUD Mengadakan Seminar Nasional Kepemudaan

Diterbitkan pada
4 Juni 2024 10:28 WIB

Baca

FUDNEWS-Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) mengadakan Seminar Nasional Kepemudaan  dengan tema "Global Challenges, Local Solutions: The Active Role of Youth in Overcoming Contemporary Problems", pada Senin (3/6), di Gedung Graha Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta.

Pemateri dari acara ini adalah Setya Budi Arijanta, SH. yang merupakan Deputi Bidang Hukum Dan Penyelesaian Sanggah, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dengan moderator Musa Al-Murtadha, S.Pd. Selain itu, acara juga dihadiri oleh Dekan FUD, Dr. Kholilulrrohman dan Wakil Dekan ll, Dr. Lukman Harahap. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana FUD FEST 2024, Fadillah Zaif.

"Inti dari tema seminar ini adalah usaha yang kita upayakan demi menjawab persoalan pemuda yang semakin kompleks. Semoga permasalahan itu bisa terjawab melalui diskusi bersama pemateri. Pemuda adalah cahaya bagi bangsa, mari kita mempersiapkan masa depan yang cemerlang. Kita buktikan bahwa pemuda adalah inspirasi untuk mengubah dunia," terang Fadillah Zaif.

Selanjutnya, Ketua DEMA FUD, Ahmad Taufiq juga memberikan sambutannya dengan menyampaikan tentang harapan pelaksanaan seminar, serta kelancaran rangakaian acara FUD FEST.

"Salah satu tujuan dari seminar ini adalah untuk menjawab pertanyaan pemuda bisa apa untuk Indonesia emas 2045. Seminar ini juga merupakan opening dari FUD FEST, yang selanjutnya akan ada acara-acara lain dan semoga terselenggara dengan baik. Semoga seminar ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat untuk kita semua," terang Ahmad Taufiq.

Selanjutnya adalah sambutan dari Dekan FUD, Dr. Kholilulrrohman sekaligus membuka acara seminar hari ini.

"Pemuda adalah pemegang estafet masa depan Indonesia. Sebelum pemateri memberikan ilmu dan pengalaman hidupnya,  saya akan menyampaikan apa kelebihan Islam dan kelebihan Rasulullah. Islam memiliki Al-Qur'an yang merupakan sumber dari segala ilmu, dan Rasulullah berhasil mendidik para sahabat lalu berfikir positif di setiap masalah. Untuk mahasiswa, Islam mengajarkan untuk banyak membaca dan  bisa menguasai bahasa, agar bisa menjawab pemuda itu bisa apa," terang Dr. Kholilulrrohman.

Kemudian masuk pada acara inti, yaitu penyampaian materi dari narasumber. Sebelum itu, moderator menyampaikan beberapa kalimat pembuka dengan mengutip ungkapan dari Pramoedya Ananta.

"Sejarah dunia adalah sejarah pemuda, apabila angkatan mudanya mati rasa maka matilah semua bangsa. Masalah global bisa diselesaikan dengan dua cara sederhana. Pertama, bangun pagi, dan kedua bagaimana teman-teman membentuk kebiasaan yang positif dan produktif agar mendapatkan kepercayaan diri. Dengan itu, anak muda bisa memiliki visi dan tujuan dalam hidupnya," terang Musa Al-Murtadha, S.Pd.

Selanjutnya adalah pemaparan materi dari narasumber, yang menyampaikan tentang kata kunci untuk anak muda menemukan aktivitas produktifnya.

"Anak muda harus inovatif. Kalau jadi pengusaha, maka berbisnis yang halal, jadi penjabat gunakan dengan bijaksana. Jangan ikut arus, pemuda harus punya karakter dan tidak boleh berubah. Ketika jalan kita benar, pasti akan dilindungi oleh Allah," terang Setya Budi Arijanta, SH.

Narasumber juga menyampaikan jika inovasi itu penting. Ketika pemuda tidak kreatif di era digital, maka akan kalah dengan yang lain. Sehingga harus bisa memiliki solusi dalam setiap masalah. Mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan kuasai berbagai macam skill, agar bisa menekuni pekerjaan apa pun. Acara kemudian ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh moderator.