Bg

Berita - FUD -

Gandeng AIAT, Prodi IAT FUD Selenggarakan Webinar Tafsir

23 September 2020

Ketua AIAT se-Indonesia Dorong IAT FUD IAIN Surakarta Kembangkan Kajian Tafsir Nusantara sebagai Cirikhas Prodi

Sukoharjo – Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta bekerjasama dengan AIAT se-Indonesia gelar Webinar Tafsir Nasional (22/9). Acara yang digelar secara daring via zoom meeting ini, dihadiri sejumlah pakar dan pegiat Tafsir Nasional. Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini, Dr. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag (Direktur PD Pontren, Ditjen Pendis Kemenag RI), Dr. Phil. Sahiron (Ketua AIAT), Dr. Islah (Dekan FUD), Dr. Jajang A. Rohmana (Dosen UIN SGD Bandung dan Pakar Tafsir Sunda), dan Lien Iffah Na’atu Fina, M.Hum, M.A. (Dosen UIN Suka dan Mahasiswa S3 Chicago University, US), dan Zaenal Muttaqin, M.A., Ph.D sebagai moderator.
Pada kesempatan ini Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. Mudofir memberikan kata kunci yang cukup penting bagi pengembangan kajian Tafsir. Beliau mengatakan, kajian terhadap Al-Qur’an dan Tafsir harus diarahkan untuk kemanusiaan dengan memperhatikan konteks lokal keindonesiaan. Sehingga interpretasi terhadap Al-Qur’an dapat menjadi solusi terhadap persoalan bangsa. Dan ini sejalan dengan visi IAIN Surakarta yang berusaha mengintegrasikan Agama, Sains dan Kearifan Lokal. Oleh karena itu, Webinar yang mengangkat tema “Kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Indonesia: Menakar Peran Pesantren dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam” ini dirasa penting dilakukan.
Dr. Waryono sebagai leading sektor yang fokus dalam pengembangan Pendidikan Diniyah dan Pesantren, menjelaskan point penting kebijakannya soal peningkatan mutu Ma’had Ali (Perguruan Tinggi di bawah pesantren) dalam pengembangan kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Indonesia. Pihaknya akan berusaha mendorong peningkatan kualitas dengan keterbukaan untuk menggelar kerjasama dengan semua pihak, khususnya dengan Perguruan Tinggi dan para peneliti. Dengan begitu, maka mutu kajian Al-Qur’an dan Tafsir khususnya dalam naskah-naskah pesantren, diharapkan dapat semakin baik.
Selanjutnya, Dr. Phil Sahiron juga mengapresiasi kegiatan ini. Beliau mengatakan bahwa kajian-kajian tentang karya tafsir Nusantara sudah cukup baik dilakukan oleh prodi IAT IAIN Surakarta. Beliau selanjutnya mendorong agar fokus kajian ini dijadikan penciri prodi sebagai suatu kekhasan yang dimiliki IAT IAIN Surakarta dibandingkan prodi IAT lain di Indonesia. Akan tetapi, beliau mengingatkan pentingnya bekal pendekatan interdisipliner agar menghasilkan analisa yang kuat. Dengan begitu, kajian-kajian yang dilakukan menarik dan terus berkembang. “Saya kira apa yang dilakukan Pak Islah sudah sangat baik dalam bidang ini”. Tegas beliau.
Bak gayung bersambut, Dr. Islah memaparkan data-data penting dalam roadmap pengembangan kajian kajian tafsir Nusantara. Ia mendorong agar pengkaji-pengkaji yang ada di Indonesia dapat mengeksplore kekayaannya sendiri. “Sebagai sebuah bangsa, kita mempunyai warisan intelektual yang besar, dan kita sendiri seharusnya dapat mengesplorisanya”, paparnya.


Sementara itu, Dr. Jajang yang ahli dalam tafsir Sunda, juga menunjukkan data-data penting yang dapat dikaji. Selain itu, beliau juga menegaskan pergeseran kajian tafsir di medsos yang harus segera ditangkap oleh para peneliti. Beliau juga sangat terbuka untuk kolaborasi riset dalam kajian ini.
Lien Iffah yang mengikuti diskusi ini dari Amerika Serikat meneropong masa depan kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Indonesia. Ia menekankan pada pentingnya meletakkan fondasi diskursus kajian Tafsir yang telah dilakukan oleh sejumlah peneliti secara global. Sehingga kajian-kajian yang dilakukan tidak terputus dan terus berkesinambungan, bahkan terbaca secara lebih luas dan global. (NR)