Bg

Berita - FUD -

PERWAKILAN JURNAL AL BALAGH HADIRI WORKSHOP PENINGKATAN AKREDITASI JURNAL DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN WALISONGO

21 Oktober 2020

Semarang – Akhmad Anwar Dani, Editor in chief Jurnal Al-Balagh Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) IAIN Surakarta menjadi pembicara dalam Workshop Peningkatan Akreditasi Jurnal Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang, Jumat-Sabtu (16-17/10), di Bandungan, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi percepatan proses akreditasi Jurnal Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.

Anwar Dani dalam isiannya menyampaikan mengenai pentingnya mengenal peluang dan tantangan dalam mengelola jurnal di bidang keilmuan dakwah dan komunikasi. Menurutnya, beberapa poin yang harus dipahami secara awal dalam mengelola jurnal adalah memahami kondisi umum dalam perjurnalan, mulai dari alur pengelolaan, teknis manajemen OJS, sampai pada proses pelaporan keuangan.

“Ada dua hal yang bisa dianalogikan dalam mengelola jurnal, apakah mengelola jurnal itu berkah atau musibah? Pada dasarnya, perlu adanya sinergi dan sinkronisasi dalam mengelola jurnal, mengenal bagaimana cara melakukan konsolidasi, mobilisasi, dan orkestrasi pengelolaan jurnal,” terang Dani.

Menambah informasi dalam isiannya, Anwar Dani menjelaskan tentang rumpun ilmu jurnal dakwah yang harus diketahui oleh pengelola. Hal ini dirasa cukup dominan dalam konteks PTKIN. Menurutnya, pemahaman tentang rumpun ilmu jurnal menjadi dasar untuk mengenal dan mengelola jurnal dakwah, sekaligus sebagai bahan pendalaman dalam menguatkan substansi pada jurnal yang dikelola.

Mengenai standar minimal akreditasi, Anwar Dani memaparkan pentingnya ISSN jurnal sebagai standar minimal dalam akreditasi. “Perlu adanya pencantuman etika publikasi, minimal terbit 2 tahun berturut-turut, minimal terbit 2 kali dalam setahun, minimal menerbitkan 5 artikel dalam setiap terbitannya. Selain itu, jurnal harus terdaftar dalam Portal Garuda dan wajib memiliki DOI,” jelasnya.

Anwar Dani memaparkan posisi penting seorang pengelola jurnal sebagai dasar inti tentang baik tidaknya sebuah jurnal. Dalam konteks ini, harus seimbang antara kerja pengelola dan mitra bestari yang terlibat dalam jurnal, begitu pula dengan author jurnal yang aktif dan responsif. Pengelola jurnal harus memahami bagaimana pemisahan yang jelas antara konteks mitra bestari dan editor jurnal.

“Mitra bestari bekerja dalam ranah substansi dan review artikel. Sedangkan editor atau pengelola jurnal lebih ke arah gaya dan format, serta editing artikel. Harusnya, ini dua hal yang berbeda,” papar Dani.

Menjelaskan di akhir isiannya, Anwar Dani menambahkan beberapa penguatan yang dapat digunakan untuk optimalisasi akreditasi jurnal. Menurutnya, perlu adanya konsistensi yang dalam pengelolaan jurnal, baik oleh editor yang mengelola OJS serta tampilannya dan konsisten dalam editing, maupun konteks reviewer yang berkualitas dan mau bekerja secara kontinyu. Selain itu, perlu adanya peningkatan sitasi jurnal, perbaikan dalam referensi dan penggunaan reference manager, serta aktivas DOI dan Indeksasi Dimension. (RHS/Sumber: AD)