Bg

Berita - FUD -

Program Studi Manajemen Dakwah Adakan Seminar Nasional Bertajuk “Eco-Dakwah untuk Generasi Muda Indonesia Emas 2045”

29 Februari 2024

FUDNEWS – Program Studi (Prodi) Managemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) mengadakan seminar nasional dengan tema “Eco-Dakwah untuk Generasi Muda Indonesia Emas 2045”, pada Kamis (29/2), di Aula FUD. Seminar ini dihadiri langsung oleh Dekan FUD, Dr. Kholilulrrahman dengan pemateri seminar, Dr. Cecep Castrawijaya dan Prof. Agus Wahyu Triatmo.

Dalam sambutannya, Dr. kholilulrrahman menyampaikan tentang pentingnya berdakwah berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis terutama di era saat ini.

“Di era digital ini generasi muda perlu memahami dakwah secara keseluruhan. Jangan mudah terpancing dengan informasi yang tidak benar. Lalu berbicara eko-dakwah, apapun yang kita sampaikan untuk mengajak kebaikan itu termasuk telah melakukan dakwah. Seperti halnya kita mengajak teman tidak membuang sampah sembarangan, kita sudah melakukan eko-dakwah,” terang Dr. Kholilulrrahman.

Selanjutnya, Dr. Cecep Castrawijaya yang merupakan Korprodi Magister Managemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta memaparkan materinya mengenai eko-dakwah yang dipahami sebagai dakwah yang ramah lingkungan.

“Mari kita sampaikan dakwah dengan hikmah, dengan bijaksana. Manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan. Dan sebagai da’i, harus memiliki kemampuan melihat potensi-potensi mad’u. Pedomannya adalah agama bukan budaya,” terang Dr. Cecep Castrawijaya.

Kemudian, Dr. Cecep Castrawijaya juga menyampaikan tentang manager atau pemimpin dalam managemen dakwah yang memiliki kemampuan mengelola lembaga dakwah. Mahasiswa Manajemen Dakwah sendiri seharusnya memiliki potensi untuk menjadi manager dakwah tersebut. Selain itu, Dr. Cecep Castrawijaya juga memaparkan tentang empat pilar menuju Indonesia emas.

“Untuk menuju Indonesia emas, dibutuhkan pembangunan manusia, salah satunya pentingnya pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat ekonominya. Lalu, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional,” terang Dr. Cecep Castrawijaya.

Selanjutnya, terdapat pertanyaan dari peserta seminar tentang tantangan terbesar eko-dakwah kepada pemateri Prof. Agus Wahyu Triatmo.

“Tantangan terbesar dari eko-dakwah adalah masyarakat tidak peduli dengan alam. Padahal alam itu adalah amanah, maka kita harus memperlakukannya dengan hati-hati. Oleh karena itu, pentingnya ajakan untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Mari menjadi mahasiswa yang mencintai lingkungan,” Prof. Agus Wahyu Triatmo.

Kemudian Prof. Agus Wahyu Triatmo memberikan contoh beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencintai lingkungan. Diantaranya, menggunakan air secukupnya, contohnya saat wudhu, buang sampah pada tempatnya, dan tanam pohon lalu publikasi sebanyaknya-banyaknya. Karena dakwah harus dimulai dalam diri sendiri.

“Islam adalah agama rahmatan lil alamin, maka dakwah juga harus dengan cara demikian,” pungkas Prof. Agus Wahyu Triatmo yang juga mengakhiri acara seminar nasional hari ini.

Reporter: Wisna